Kamis, 08 Oktober 2015

Q3A - Limbah Pertanian dan Limbah Peternakan



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Berdasarkan PPNo. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan sebagai  sisa/buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia. Hampir semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut sering kali dibuang ke lingkungan, sementara jumlah limbah yang dihasilkan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi serta perekonomian. Ketika mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu,limbah yang dibuang kelingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Akibat dari aktifitas kehidupan masyarakat sehari-hari di berbagai tempat, seperti di pasar, rumah tangga, industri pengolahan hasil pertanian, peternakan,perkebunan, perikanan, kehutanan, pertanian tanaman pangan dan hortikultura, terdapat banyak sekali limbah khususnya limbah organik. Limbah yang berbentuk padat diistilahkan dengan sampah. Timbulnya sampah dirasakan mengganggu kenyamanan lingkungan hidup dan lebih jauh merupakan beban yang menghabiskan dana relatif besar untuk menanganinya, masyarakat cendrung lebih ke arah membuang atau membakar. Persepsi masyarakat terhadap sampah adalah mengganggu sehingga harus disingkirkan. Persepsi seperti ini harus diganti bahwa sampah mempunyai nilai ekonomi dan bisa dimanfaatkan dalam memperbaiki lingkungan

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimakud dengan limbah Pertanian ?
2.      Bagaimana klasifikasi Limbah Pertanian ?
3.      Apa saja jenis dan wujud Limbah Pertanian ?
4.      Apa penyebab terjadinya Limbah Pertanian ?
5.      Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh Limbah Pertanian ?
6.      Bagaimana cara penanganan limbah Pertanian ?
7.      Apa pengertian Limbah Peternakan ?
8.      Apa saja jenis limbah usaha peternakan ?
9.      Apa dampak yang ditimbulkan oleh Limbah Peternakan ?
10.  Bagaimana teknik penanganan limbah peternakan ?
11.  Bagaimanan cara penanganan limbah peternakan ?
C.      Tujuan Masalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1.      Untuk mengetahui pengertian limbah pertanian
2.      Untuk mengetahui klasifikasi Limbah Pertanian
3.      Untuk mengetahui jenis dan wujud Limbah Pertanian
4.      Untuk mengetahui penyebab terjadinya Limbah Pertanian
5.      Untuk mengetahui dampak ditimbulkan oleh Limbah Pertanian
6.      Untuk mengetahui cara penanganan limbah Pertanian
7.      Untuk mengetahui pengertian Limbah Peternakan
8.      Untuk mengetahui jenis limbah usaha peternakan
9.      Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh Limbah Peternakan
10.  Untuk mengetahui teknik penanganan limbah peternakan
11.  Untuk mengetahui penanganan limbah peternakan









BAB II
PEMBAHASAN

Limbah Pertanian

A.     Pengertian limbah Pertanian
Limbah pertanian adalah bagian tanaman pertanian diatas tanah atau bagian pucuk, batang yang tersisa setelah dipanen atau diambil hasil utamanya. Berdasarkan artinya pengertian limbah pertanian dapat diartikan sebagai bahan yang dibuang di sector pertanian.
B.     Klasifikasi Limbah Pertanian

*        Limbah pertanian pra panen adalahmateri-materi biologi yang terkumpul sebelum atau sementara hasil utamanya diambil, contohnya antara lain :
Nama

Klasifikasi Limbah



Senyawa
Wujud
Asal
Toksisitas
Daun
Organik
Padat
Pertanian
Non B3
Ranting
Organik
Padat
Pertanian
Non B3
Buah yang gugur sengaja atau tidak
Organik
Padat
Pertanian
Non B3
*      Limbah pertanian panen adalah limbah yang muncul pada saat panen dilakukan, contohnya antara lain :
Nama

Klasifikasi Limbah



Senyawa
Wujud
Asal
Toksisitas
Batang Padi
Organik
Padat
Pertanian
Non B3
Jerami
Organik
Padat
Pertanian
Non B3
Sekam Padi
Organik
Padat
Pertanian
Non B3

*      Limbah pertanian pasca panen, contohnya :
Nama

Klasifikasi Limbah



Senyawa
Wujud
Asal
Toksisitas
Kulit ternak potong
Organik
Padat
Pertanian
Non B3
Jeroan ternak potong
Organik
Padat
Pertanian
Non B3

*        Limbah industri pertanian contoh molases pada pabrik gula tebu. Pengaruh limbah industri pertanian terhadap lingkungan dapat berupa :
·           Membahayakan Kesehatan masyarakat karena dapat merupakan pembawa suatu penyakit.
·           Dapat merusak atau membunuh kehidupan yang ada dalam air seperti ikan dan binatang peliharaan lainnya.
·           Dapat merusak keindahan, karena bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap dipandang.

C.     Jenis dan wujud  limbah pertanian
a)        Limbah Padat
Bahan-bahan buangan baik dari limbah pra panen, limbah panen, limbah pasca panen dan limbah industri pertanian yang wujudnya padat dikelompokkan pada limbah padat. Limbah-limbah tersebut di atas kalau dibiarkan menumpuk saja tanpa penanganan tertentu akan menyebabkan/menimbulkan keadaan tidak higienis. Limbah padat dapat diolah menjadi pupuk dan makanan ternak.
b)        Limbah cair
Limbah cair industri pertanian sangat banyak karena air digunakan untuk :
·  Membersihkan bahan pangan dan peralatan pengolahan.
·  Menghanyutkan bahan-bahan yang tidak dikehendaki (kotoran).
Limbah cair yang berasal dari industri pertanian banyak mengandung bahan-bahan organik (karbohidrat, lemak dan protein) karena itu mudah sekali busuk dengan menimbulkan masalah polusi udara (bau) dan polusi air.

c)        Limbah gas
Limbah gas adalah limbah berupa gas yang dikeluarkan pada saat pengolahan hasil-hasil pertanian, misalnya gas yang timbul berupa uap air pada proses pengurangan kadar air selama proses pelayuan teh dan proses pengeringannya. Limbah gas ini supaya tidak menimbulkan bahaya harus disalurkan lewat cerobong.
Dalam kegiatan pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat kimia pemberantas hama (pestisida), dan pemberantas tumbuhan pengganggu (herbisida) dapat mencemari tanah, dan air.
·         Herbisida merupakan pestisida yang 40% produknya sudah digunakan di dunia. Para petani menggunakan herbisida untuk mengontrol atau mematikan sehingga tanaman pertanian dapat tumbuh dengan baik.
·         Fungisida merupakan pestisida yang digunakan untuk mengontrol atau memberantas cendawan (fungi) yang dianggap sebagai wabah atau penyakit. Penyemprotan fungisida dapat melindungi tanaman pertanian dari serangan cendawan parasit dan mencegah biji (benih) menjadi busuk di dalam tanah sebelum berkecambah. Akan tetapi, sejak metal merkuri sangat beracun terhadap manusia, biji-bijian yang telah mendapat perlakuan fungisida yang mengandung metal merkuri tidak pernah dimanfaatkan untuk bahan makanan. Fungisida dapat memberi dampak buruk terhadap lingkungan.
·         Insektisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh serangga hama. Jenis pestisida ini sudah digunakan manusia sejak lama.
D.    Penyebab Terjadinya Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat berasal dari limbah hewan, pupuk, maupun pestisida. Pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali dapat menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen. Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk, ini dinamakan Biological Amplification sehingga apabila masuk dalam rantai makanan konsentrasinya makin tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak.
E.     Dampak Limbah Pertanian
1.      Dampak terhadap lingkungan
*      Gangguan terhadap Kehidupan Biotik
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Selain kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam air dapat juga disebabkan karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut. Panasnya air limbah ini dapat mematikan semua organisme apabila tidak dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air limbah.
*      Gangguan terhadap Keindahan
Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang oleh perusahaan ampas yang berasal dari pabrik ini perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi memerlukan waktu yang sangat lama akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil pengurangan dari zat organik yang sangat menusuk hidung.
*      Gangguan terhadap Kesehatan
Limbah cair sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Limbah cair ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta skhistosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam limbah cair itu sendiri banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti : Virus (penyebab penyakit polio myelitis dan hepatitis), Vibrio Kolera (penyebab kolera), Shigella Spp .(penyebab disentri bacsillair), dll


F.     Cara Penanganan Limbah Pertanian
Limbah merupakan bagian dari produk hasil pertanian yang pengelelolaannya perlu mendapat perhatian, karena dapat menjadi sumber bencana bagi manusia. Jika tidak dikelola dengan baik maka limbah pertanian sering menjadi tempat bersarang/berkembangbiak hama dan penyakit, terjadinya pencemaran (polusi) udara berupa gas Metan (CH4), CO2 dan N2O.  Tanaman penyumbang terbesar biomassa antara lain : Tebu (40 ton, 92% limbah ), Padi (10 ton, 80% limbah), Jagung (15 ton= 70% limbah), kakao (92% = 6 ton limbah kulit buah/ha), Kelapa sawit (96,5%) dan sayur-sayuran (60%).  Limbah jika dikelola dengan tepat, akan menjadi sumber pendapatan baru bagi petani, limbah dapat dibuat berbagai macam produk seperti
·         Biofull adalah jenis bahan bakar terbaru biasanya ditemukan dalam bentuk cair yang telah disuling dan diproduksi dari berbagai bentuk biji-bijian dan lemak nabati, biasanya jagung yang digunakan.
·         Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobic atau fermentasi dari bahan-bahan organic seperti kotoran manusia dan hewan atau sisa-sisa limbah pertanian  
·         Briket adalah sumber energy alternative pengganti minyak tanah dan LPG dari bahan-bahan bekas atau bahan yang sudah tidak terpakai lagi.
·         Asap cair adalah campuran larutan dari disperse asapkayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasi asap cair hasil pirolisis
·         Media tumbuh
·        Pupuk organic, Kompos kaya akan keanekaragaman mikroorganisme dengan komposisi bakteri 106-1010 cfu, aktinomycetes 104-108 dan cendawan 104-106 cfu/gram. Kompos berfungsi sebagai soil conditioner yang dapat memperbaiki struktur, sifat kimia, fisik dan biologi tanah dan sebagai soil ameliorator yang dapat meningkatkan kemampuan pertukaran kation baik dladang maupun  ditanah sawah.
·         Biopestisida adalah agen biologi atau produk-produk alam yang digunakan untuk mengkontrol hama pada tanaman.
·         Bioremediasi adalah proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali.

Sangat disayangkan dewasa ini masih sangat minim pemanfaatan limbah pertanian, hal ini terbukti dari sebuah penelitian hanya sekitar 30% peternak di Indonesia yang memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan dan juga pupuk.
Limbah pertanian juga memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dibawah ini adalah data nutrisi dari beberapa limbah pertanian.
Jenis limbah
BK (%)
PK (%)
LK (%)
SK (%)
TDN (%)
Jerami Padi
31.867
5.211
1.166
26.779
51.496
Jerami  Kacang Kedelai
30.389
14.097
3.542
20.966
61.962
Jerami  Kacang Tanah
29.084
11.314
3.319
16.616
64.504
Jerami Kacang Hijau
21.934
15.319
3.593
26.899
55.522
Jerami Kacang Panjang
28.395
6.941
3.334
33.491
55.280
Jerami Kacang Komak
16.200
24.079
3.846
21.025
68.290
Jerami Kacang Tunggak
15.516
15.058
3.925
38.080
48.313
Jerami Kulit Kedelai
61.993
7.998
5.071
38.672
56.129
Jerami Jagung Segar
21.585
9.660
2.209
26.300
60.237
Kulit Kedelai
90.369
18.962
1.249
22.833
62.717
Kulit Kopi
91.771
11.177
2.496
21.736
57.201
Kulit Coklat
89.369
14.993
6.257
23.244
55.521
Kulit Kacang Tanah
87.367
5.769
2.511
73.369
31.700
Kulit Biji Kapok
89.536
13.130
2.036
34.120
52.315
Klobot Jagung
42.561
3.400
2.548
23.318
66.406
Pucuk Tebu
21.424
5.568
2.417
29.039
55.294
Tongkol Jagung
76.608
5.616
1.576
25.547
53.075
*BK : Bahan Kering; PK : Protein Kasar; LK : Lemak Kasar; SK : Serat Kasar; TDN : Total Digestibel Nutrient
Sumber : Analisa Proksimat Laboratorium Pakan Lolit Sapi Potong, Grati, Pasuruan

Limbah Peternakan
A.     Pengertian Limbah Peternakan
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak, dan sebagainya. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dan lain-lain (Sihombing, 2000). Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan semakin meningkat.
Menurut Pariera (2009), limbah peternakan adalah semua buangan yang meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari usaha peternakan yang bersifat padat, cair, gas dan sisa pakan.
Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari species ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Kotoran sapi yang terdiri dari feces dan urine merupakan limbah ternak yang terbanyak dihasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan oleh ternak ruminansia seperti sapi, kerbau kambing, dan domba.
B.     Jenis Limbah Usaha Peternakan
 Menurut Soehadji (1992), limbah peternakan meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian alat-alat). Sedangkan limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam fase gas.
Limbah peternakan merupakan salah faktor yang harus diperhatikan pada usaha peternakan, selain faktor bibit ternak, pakan, kandang, penyakit ternak dan panen. Dikatakan demikian karena tidak jarang suatu peternakan diminta untuk menutup usahanya oleh warga masyarakat sekitar karena limbahnya dituding telah mencemari lingkungan.

Nama

Klasifikasi Limbah



Senyawa
Wujud
Asal
Toksisitas
Feses
Organik
Padat
Peternakan
Non B3
Urin
Organik
Padat
Peternakan
Non B3
Sisa makanan
Organik
Padat
Peternakan
Non B3
Lemak
Organik
Padat
Peternakan
Non B3
Darah
Organik
Padat
Peternakan
Non B3
Kuku
Organik
Padat
Peternakan
Non B3
Bulu
Organik
Padat
Peternakan
Non B3
Tanduk
Organik
Padat
Peternakan
Non B3
Tulang
Organik
Padat
Peternakan
Non B3
Isi rumen
Organik
Padat
Peternakan
Non B3
Embrio
Organik
Padat
Peternakan
Non B3
Kulit telur
Organik
Padat
Peternakan
Non B3

C.     Dampak Limbah Peternakan
Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk mendorong kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran. Selain melalui air, limbah peternakan sering mencemari lingkungan secara biologis yaitu sebagai media untuk berkembang biaknya lalat. Kandungan air manure antara 27-86 % merupakan media yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan larva lalat, sementara kandungan air manure 65-85 % merupakan media yang optimal untuk bertelur lalat.
Kehadiran limbah ternak dalam keadaan keringpun dapat menimbulkan pencemaran yaitu dengan menimbulkan debu. Pencemaran udara di lingkungan penggemukan sapi yang paling hebat ialah sekitar pukul 18.00, kandungan debu pada saat tersebut lebih dari 6000 mg/m3, jadi sudah melewati ambang batas yang dapat ditolelir untuk kesegaran udara di lingkungan (3000 mg/m3)
*        Ancaman Bagi Kesehatan
·         Penduduk yang tinggal di dekat Peternakan besar menghirup berbagai jenis gas yang terbentuk akibat dekomposisi manure. Bau yang menusuk disertai dengan senyawa yang membahayakan, misalnya gas dr lagoon (H2S) membehayakan meskipun dalam konsentrasi rendah. Effeknya irreversible- mulai dari gangguan tenggorokan, koma bahkan mematikan.
·         Ammonia, bentuk nitrogen beracun yang dilepaskan ke udara ketikan dilakukan waste disposal, dapat tersebar sampai 300 miles sebelum turun ke atas permukaan tanah/ air yang mengakibatkan algal bloom dan membunuh ikan.
·         Effek lain yang timbul akibat gas adalah sakit kepala, sesak nafas, batuk dan diare.
·         Limbah ternak juga mengkontaminasi suplai air minum, hal ini disebabkankarena air minum mengandung nitrat dari lagoon atau lahan/kebun yang dipupuk limbah ternak. Air minum yang terkontaminasi nitrat meningkatkan risiko sindroma blue baby, yang dapat menimbulkan kematian pada balita. Konsentrasi nitrat yang tinggi yang berasal dari daerah dekat peternakan babi tercatat menimbulkan aborsi.
·            Penggunaan antibiotik di peternakan juga berpotensi menimbulkan bahaya. Peternakan besar sering memberikan antibiotik untuk mempercepat pertumbuhan atau menekan angka sakit akibat kondisi kandang yang padat. Antibiotik tersebut memasuki lingkungan dan rantai makanan, yang berkontribusi terhadap peningkatan resistensi bakteri terhadap antibiotika yang selanjutnya menyulitkan penanganan penyakit pada manusia.
*        Ancaman Bagi Lingkungan
·         Lingkungan juga dapat menderita akibat industri- peternakan besar. Kadang-kadang kerusakan bersifat mendadak dan katastropik, misal lagoon jebol mengakibatkan banyak ikan mati, atau bila manure terlalu banyak di aplikasikan secara berulang-ulang menimbulkan run-off dan mencemari perairan
·         Bisa juga menimbulkan gangguan yang sangat merugikan. Misal air yang tercemar P dan N (konsentrasi dibawah nilai ambang) yang mengakibatkan eutrofikasi (penyuburan) yang selanjutnya mengakibatkan penurunan konsentrasi oksigen dalam air, membunuh binatang air. Salah satu MO yang menghasilkan racun adalah, Pfiesteria piscicida, mengakibatkan kematian satu milyar ikan dai pantai North Carolina, USA an menyebabkan iritasi kulit, dan kehilangan ingatan jangka pendek.
·         Manure juga mengandung garam dan logam berat, yang bisa mencemari air dan terakumulasi dalam sedimen, yang kemudian masuk ke rantai makanan. Penggunaan air yang berlebihan (mencuci, pendinginan, dan air minum) dapat mengeksplotasi air tanah.

D.    Teknik Penanganan Limbah Peternakan
1.    Teknik pengumpulan (collections)
Ada 3 cara mendasar pengumpulan limbah :
a)        Scraping, yaitu membersihkan dan mengumpulkan limbah dengan cara menyapu atau mendorong/menarik (dengan sekop atau alat lain) limbah.  Diduga merupakan cara pengumpulan limbah yang paling tua dilakukan oleh para peternak. Scraping dapat dilakukan dengan cara manual ataupun mekanik. 
·         Cara manual, biasa dipakai pada kandang panggung (stanchions), yaitu untuk membersihkan limbah yang melekat di jeruji lantai kandang atau di tempat-tempat fasilitas kandang yang lain. Cara ini digunakan terutama untuk pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja banyak dan sebagai penyempurnaan sistem pengelolaan limbah peternakan. 
·         Sistem mekanik memiliki cara kerja yang sama dengan sistem manual, hanya saja pada sistem ini menggunakan kekuatan traktor atau unit kekuatan yang tetap.
b)        Free-fall, yaitu pengumpulan limbah dengan cara membiarkan limbah tersebut jatuh bebas melewati penyaring atau penyekat lantai ke dalam lubang pengumpul di bawah lantai kandang. Pengumpulan limbah peternakan dengan system free-fall  dilakukan dengan membiarkan limbah melewati penyaring atau penyekat lantai dan masuk ke dalam lubang penampung.
c)        Flushing, yaitu pengumpulan limbah  menggunakan air untuk mengangkut limbah tersebut dalam bentuk cair.

2.    Pengangkutan (transport)
Cara pengangkutan limbah dari tempat pengumpulan bergantung pada karakteristik aliran limbah. Karakteristik aliran limbah bergantung pada umur dan jenis ternak dan juga pada sistem pengumpulan limbah yang digunakan.
3.    Pemisahan (separation)
4.    Penyimpanan (storage) atau Pembuangan (disposal).

E.     Cara Penanganan Limbah Peternakan
Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk dimanfaatkan. Limbah ternak kaya akan nutrient (zat makanan) seperti protein, lemak, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat yang lain (unidentified subtances). Limbah ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ternak, pupuk organik, energi dan media pelbagai tujuan (Sihombing, 2002).
1.    Pemanfaatan Untuk Pakan dan Media Cacing Tanah
Penggunaan feses sapi untuk media hidupnya cacing tanah, telah diteliti menghasilkan biomassa tertinggi dibandingkan campuran feces yang ditambah bahan organik lain, seperti feses 50% + jerami padi 50%, feses 50% + limbah organik pasar 50%, maupun feses 50% + isi rumen 50% (Farida, 2000).

2.    Pemanfaatan Sebagai Pupuk Organik
Pemanfaatan limbah usaha peternakan terutama kotoran ternak sebagai pupuk organik dapat dilakukan melalui pemanfaatan kotoran tersebut sebagai pupuk organik. Penggunaan pupuk kandang (manure) selain dapat meningkatkan unsur hara pada tanah juga dapat meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah dan memperbaiki struktur tanah tersebut. Kandungan Nitrogen, Posphat, dan Kalium sebagai unsur makro yang diperlukan tanaman, tersaji dalam tabel berikut.




Kadar N, P dan K dalam Pupuk Kandang dari Beberapa Jenis Ternak
Jenis Pupuk Kandang
Kandungan (%)
N
P2O5
K2O
Kotoran Sapi
Kotoran Kuda
Kotoran Kambing
Kotoran Ayam
Kotoran Itik
0.6
0.4
0.5
1.6
1.0
0.3
0.3
0.3
0.5
1.4
0.1
0.3
0.2
0.2
0.6
Sumber : Nurhasanah, Widodo, Asari, dan Rahmarestia, 2006
Kotoran ternak dapat juga dicampur dengan bahan organik lain untuk mempercepat proses pengomposan serta untuk meningkatkan kualitas kompos tersebut .
3.      Pemanfaatan Untuk Gasbio
Gasbio adalah campuran beberapa gas, tergolong bahan bakar gas yang merupakan hasil fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob, dan gas yang dominan adalah gas metan (CH4) dan gas karbondioksida (CO2) (Simamora, 1989). Gasbio memiliki nilai kalor yang cukup tinggi, yaitu kisaran 4800-6700 kkal/m3, untuk gas metan murni (100 %) mempunyai nilai kalor 8900 kkal/m3. Produksi gasbio sebanyak 1275-4318 I dapat digunakan untuk memasak, penerangan, menyeterika dan mejalankan lemari es untuk keluarga yang berjumlah lima orang per hari. Di perdesaan, gasbio dapat digunakan untuk keperluan penerangan dan memasak sehingga dapat mengurangi ketergantungan kepada minyak tanah ataupun listrik dan kayu bakar. Bahkan jika dimodifikasi dengan peralatan yang memadai, biogas juga dapat untuk menggerakkan mesin.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Limbah pertanian dan peternakan sangat berpeluang besar untuk mencemari lingkungan, apabila hal itu dibiarkan begitu saja tanpa ada penanganan yang lebih lanjut. Ditambah lagi dampak yang akan ditimbulkan begitu besar hubungannya dengan semua aspek lingkungan. Tapi jika dilihat dari limbah tersebut masih banyak yang bisa dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya limbah pertanian masih bisa digunkan untuk pakan ternak, sedangkan limbah peternakan  jika memperhatikan komposisinya, kotoran ternak masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan, media pertumbuhan cacing, pupuk organik, gas bio, dan briket energi. Pemanfaatan limbah ternak akan mengurangi tingkat pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah, maupun udara.
B.     Saran
Sejalan dengan kesimpulan diatas, kami berharap dengan adanya limbah pertanian dan peternakan yang sekarang masih kurang penanganannya bisa digunakan atau dibuat sesuatu atau produk yang bermanfaat sehingga pencemaran lingkungan dapat diatasi, serta pemanfaatan tersebut bisa bernilai ekonomis.








DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar