Aplikasi Koloid dalam kehidupan sehari-hari
Koloid adalah suatu
system campuran yang berada diantara larutan dan campuran kasar (susupensi).
Koloid adalah salah satu jenis campuran homogen yang memiliki sifat-sifat
berbeda dengan larutan yang selama ini Anda ketahui. Perbedaan sifat ini
disebabkan oleh ukuran partikel zat terlarut yang lebih besar dibandingkan
dengan larutan. Koloid memiliki aplikasi luas mencakup banyak material yang ada
di alam maupun yang dikembangkan di industri, seperti kosmetik, obat-obatan,
pengolahan air minum, sampai material bangunan.
Beberapa contoh koloid dalam kehidupan
sehari-hari adalah sebagai berikut :
1. Zat
Terdispersi : Gas Zat Pendisspersi : Cair Wujud Koloid : Busa Contoh : Busa
sabun, krim kocok
2. Zat
Terdispersi : Gas Zat Pendisspersi : Padat Wujud Koloid : Busa Padat Contoh :
Batu apung, karet busa
3. Zat
Terdispersi :Cair Zat Pendisspersi : Gas Wujud Koloid : Aerosol cair Contoh :
Kabut, awan, aerosol, spray
4. Zat
Terdispersi : Cair Zat Pendisspersi : Cair Wujud Koloid : Emulsi Contoh : Susu
cair, cokelat cair, saos
5. Zat
Terdispersi : Cair Zat Pendisspersi : Padat Wujud Koloid : Emulsi Padat Contoh
: Keju, mentega, jeli
6. Zat
Terdispersi : Padat Zat Pendisspersi : Gas Wujud Koloid : Aerosol padat Contoh
: Asap, debu
7. Zat
Terdispersi : Padat Zat Pendisspersi : Cair Wujud Koloid : Sol Contoh : Cat,
selai, gelatin,
8. Zat
Terdispersi : Padat Zat Pendisspersi : Padat Wujud Koloid : Sol Padat Contoh :
Kaca rubi, obatan-obatan
Partikel
koloid disebut sebagai fasa terdispersi dan mediumnya disebut
sebagai
medium
pendispersi.
Berikut ini adalah tabel aplikasi
koloid:
Jenis industri
|
Contoh aplikasi
|
Industri makanan
|
Keju, mentega, susu, saus salad
|
Industri kosmetika dan perawatan
tubuh
|
Krim, pasta gigi, sabun
|
Industri cat
|
Cat
|
Industri kebutuhan rumah tangga
|
Sabun, deterjen
|
Industri pertanian
|
Peptisida dan insektisida
|
Industri farmasi
|
Minyak ikan, pensilin untuk suntikan
|
Berikut
ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid :
1.
Pemutihan Gula
Gula tebu yang
masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian
larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid
akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut
mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.
2.
Mengurangi polusi udara
Gas
buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi dengan
menggunakan alat yang disebut pengendap cottrel. Prinsip kerja alat ini
memanfaatkan sifat muatan dan penggumpalan koloid sehingga gas yang dikeluarkan
ke udara telah bebas dari asap dan partikel berbahaya
Asap
dari pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui ujung-ujung
logam yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 sampai 75.000
volt). Ujung-ujung yang runcing akan mengionkan molekul-molekul dalam
udara. Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh partikel asap dan menjadi bermuatan.
Selanjutnya, partikel bermuatan itu akan tertarik dan diikat pada
elektrode yang lainnya. Pengendap Cottrel ini banyak digunakan dalam industri
untuk dua tujuan, yaitu mencegah polusi udara oleh buangan beracun dan
memperoleh kembali debu yang berharga (misalnya debu logam).
3.
Penggumpalan lateks
Getah
karet dihasilkan dari pohon karet atau hevea. Getah karet merupakan sol, yaitu
dispersi koloid fase padat dalam cairan. Karet alam merupakan zat padat yang
molekulnya sangat besar (polimer). Partikel karet alam terdispersi sebagai
partikel koloid dalam sol getah karet. Untuk mendapatkan karetnya, getah
karet harus dikoagulasikan agar karetmenggumpal dan terpisah dari medium
pendispersinya. Untuk mengkoagulasikan getah karet, biasanya digunakan
asam formiat; HCOOH atau asam asetat; CH3COOH. Larutan asam pekat itu akan
merusak lapisan pelindung yang mengelilingi partikel karet. Sedangkan ion-ion
H+-nya akan menetralkan muatan partikel karet sehingga karet akan menggumpal.
Selanjutnya,
gumpalan karet digiling dan dicuci lalu diproses lebih lanjut sebagai lembaran
yang disebut sheet atau diolah menjadi karet remah (crumb rubber). Untuk
keperluan lain, misalnya pembuatan balon dan karet busa, getah karet
tidak digumpalkan melainkan dibiarkan dalam wujud cair yang disebut lateks.
Untuk menjaga kestabilan sol lateks, getah karet dicampur dengan larutan
amonia; NH3. Larutan amonia yang bersifat basa melindungi partikel
karet di dalam sol lateks dari zat-zat yang bersifat asam sehingga sol tidak
menggumpal.
4.
Membantu pasien gagal ginjal
Proses
dialisis untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan zat terlarut merupakan
dasar bagi pengembangan dialisator. Penerapan dalam kesehatan adalah sebagai
mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Ion-ion dan molekul kecil
dapat melewati selaput semipermiabel dengan demikian pada akhir proses pada
kantung hanya tersisa koloid saja. Dengan melakukan cuci darah yang
memanfaatkan prinsip dialisis koloid, senyawa beracun seperti urea dan keratin
dalam darah penderita gagal ginjal dapat dikeluarkan. Darah yang telah bersih
kemudian dimasukkan kembali ke tubuh pasien.
5. Penggumpalan Darah
Darah
mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka,
maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang
mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut
membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses
penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
6. Penjernihan Air
Air keran
(PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur,
dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk
menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar
partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara
menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+
yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid
Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+ + 3H2O
à Al(OH)3 +
3H+
Setelah itu,
Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid
tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian
mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.
7. Agar-Agar
Padatan agar-agar yang terdispersi
di dalam air panas akan menghasilkan system koloid yanmg disebut sol. Jika
konsentrasi agar-agar rendah, pada keadaan dingin, sol ini akan tetap berwujud
cair. Sebaliknya, jika konsentrasi agar-agar tinggi pada keadaan dingin sol
menjadi padat dan kaku. Keadaan seperti ini disebut gel.
8. Pektin
Pektin adalah teoung yang diperoleh
dari buah papaya muda, apel, dan kulit jeruk. Jika pektin didispersikan di
dalam air, terbentuk sol yang kemudian memadat sehingga membentuk gel. Pektin
biasa digunakan untuk membuat selai.
9. Gelatin
Gelatin adalah tepung yang diperoleh
dari hasil perebusan kulit atau kaki binatang, misalnya sapi. Jika gelatin
didispresikan di dalam air, terbentuk suatu sol yang kemudia memadat dan
membentuk gel. Gelatin banyak digunakan untuk pembuatan cangkang kapsul.
Agar-agar, pectin, gelatin juga digunakan untuk mpembuatan makanan, seperti
jelly atau permen yang kenyal (gummy candies)
10. Cairan
Kanji
Tepung kanji yang dilarutkan di
dalam air dingin akan membentuk suatu suspense. Jika suspense dipanaskan terbentuk
sol, dan jika konsentrasi tepung kanji cukup tinggi, sol tersebut akan memadat
sehingga membentuk gel. Suatu gel yang terbentuk karena fase terdispresi
menyerap medium pendispresi sehingga fase terdispresi mengembang, memadat, dan
menjadi kaku.
11. Cat
Merupakan
koloid tipe sol. Partikel-partikel padat berupa zat warna, oksia logam, bahan
penstabil, bahan pengawet, zat pencermelang, zat pereduksi dihaluskan hingga
berukuran partikel koloid. Partikel koloid ini selanjutnya didispersikan dalam
suatu cairan, agar sol tetap terjaga kestabilannya dan bahan-bahan
didispersikan tidak mengendap ditambahkan emulgator atau zat pelindnung yang
tergantung pada jenis medium pendispersinya. Apabila medium pendispersi berupa
senyawa polar missal air dan alcohol, emulgatornya harus yang dapat larut dalam
pelarut polar. Dan sebaliknya jika medium pendispersi berupa senyaw nonpolar,
maka emulgator juga dapat larut dalam pelarut nonpolar.
Zat
pelindung dalam cat berfungsi untuk melindungi bahan-bahan pewarna
atau bahan padat lain yang menempel pada bahan yag dicat dari pengaruh panas.
Oleh karena itu, saat cairan pelarut menguap, sifat-sifat bahan pewarna dan
bahan-bahan lain yang didispersikan tidak berubah oleh pengaruh cahaya matahari
atau zat-zat kimia lain yang bersentuhan dengan bahan cat tersebut.
12. Pembentukan delta di muara sungai
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir
dan tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion
Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut,
maka ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat.
Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta.
13. Proses
Menghilangkan Bau Badan
Pada
produk roll on deodorant, digunakan adsorben (zat yang mengadsorpsi) berupa
Al-strearat. Jika deodorant digosokkan pada anggota badan, Al-strearat
mengadsorpsi keringat yang menyebabkan bau badan
14. Proses
Perebusan Telur
Telur mentah meruapakn suatu system
koloid dengan fase terdispresi beruapa protein. Jika telur tersebut direbus
akan terjadi koagulasi sehingga teluar tersebut menggumpal.
15. Pembuatan
Yoghurt
Susu dapat berubah menjadi yoghurt
melalui fermentasi. Pada fermentasi susu akan terbentuk asam laktat yang
menggumpal dan berasa asam.
16. Pembuatan
Tahu
Pada pembuatan tahu dari kedelai,
mula-mula kedelai dihancurkan sehingga terbentuk bubur kedelai (seperti susu).
Kemudian, ditambahkan larutan elektrolit, yaitu CaSO4.2H2O
yang disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumapal dan membentuk tahu.
17. Sebagai bahan pencuci
Prinsip koloid juga
digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan detergen. Dalam pencucian
dengan sabun atau detergen, sabun/ detergen berfungsi sebagai emulgator.
Sabun/detergen akan mengemulsikan minyak dalam air sehingga
kotoran-kotoran berupa lemak atau minyak dapat dihilangkan dengan cara
pembilasan dengan air.
18. Gel
Kalsium asetat di dalam alcohol.
19. Sol
Arpus (dammar)
20. Sol
emas, sol Fe(OH)3, sol Al(OH)3, dan sol belerang.
Daftar Pustaka :
Gazali
A. 2012. 7. Peranan Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari (online) http://fauzanagazali.wordpress.com/kelas-xi/semester-ii/9-koloid-2/materi-ajar/7-peranan-koloid-dalam-kehidupan-sehari-hari/ diaskes pada
tanggal 26 Oktober 2013
Rosmatia
E. 2011 Aplikasi Koloid dalam kehidupan sehari-hari (online) http://diaryvazha.blogspot.com/2011/11/aplikasi-koloid-dalam-kehidupan-sehari.html diaskes pada
tanggal 26 Oktober 2013
Anonim.
2012 Aplikasi Koloid dalam kehidupan sehari-hari http://liatdulu29.blogspot.com/2012/06/aplikasi-koloid-dalam-kehidupan-sehari.html diaskes pada
tanggal 26 Oktober 2013
Anonim.
2013 Contoh Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari http://mikrotikno.blogspot.com/contoh-koloid-dalam-kehidupan-sehari.html diaskes pada tanggal 26 Oktober 2013
Putranto D. 2010
Kegunaan Koloid Dalam Kehidupan Manusia kegunaan koloid http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/kegunaan-koloid-dalam-kehidupan-manusia.html diaskes pada tanggal 26 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar