BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berdasarkan
PPNo. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan sebagai
sisa/buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia. Hampir semua kegiatan
manusia akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut sering kali dibuang ke
lingkungan, sementara jumlah limbah yang dihasilkan terus meningkat seiring
dengan pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi serta perekonomian. Ketika
mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu,limbah yang dibuang kelingkungan
dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Akibat dari aktifitas kehidupan masyarakat
sehari-hari di berbagai tempat, seperti di pasar, rumah tangga, industri
pengolahan hasil pertanian, peternakan,perkebunan, perikanan, kehutanan, pertanian
tanaman pangan dan hortikultura, terdapat banyak sekali limbah khususnya limbah
organik. Limbah yang berbentuk padat diistilahkan dengan sampah. Timbulnya
sampah dirasakan mengganggu kenyamanan lingkungan hidup dan lebih jauh
merupakan beban yang menghabiskan dana relatif besar untuk menanganinya,
masyarakat cendrung lebih ke arah membuang atau membakar. Persepsi masyarakat
terhadap sampah adalah mengganggu sehingga harus disingkirkan. Persepsi seperti
ini harus diganti bahwa sampah mempunyai nilai ekonomi dan bisa dimanfaatkan
dalam memperbaiki lingkungan
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa
yang dimakud dengan limbah Pertanian ?
2. Bagaimana
klasifikasi Limbah Pertanian ?
3. Apa
saja jenis dan wujud Limbah Pertanian ?
4. Apa
penyebab terjadinya Limbah Pertanian ?
5. Dampak
apa saja yang ditimbulkan oleh Limbah Pertanian ?
6. Bagaimana
cara penanganan limbah Pertanian ?
7. Apa
pengertian Limbah Peternakan ?
8. Apa
saja jenis limbah usaha peternakan ?
9. Apa
dampak yang ditimbulkan oleh Limbah Peternakan ?
10. Bagaimana
teknik penanganan limbah peternakan ?
11. Bagaimanan
cara penanganan limbah peternakan ?
C.
Tujuan
Masalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas,
makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Untuk
mengetahui pengertian limbah pertanian
2. Untuk
mengetahui klasifikasi Limbah Pertanian
3. Untuk
mengetahui jenis dan wujud Limbah Pertanian
4. Untuk
mengetahui penyebab terjadinya Limbah Pertanian
5. Untuk
mengetahui dampak ditimbulkan oleh Limbah Pertanian
6. Untuk
mengetahui cara penanganan limbah Pertanian
7. Untuk
mengetahui pengertian Limbah Peternakan
8. Untuk
mengetahui jenis limbah usaha peternakan
9. Untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh Limbah Peternakan
10. Untuk
mengetahui teknik penanganan limbah peternakan
11. Untuk
mengetahui penanganan limbah peternakan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Limbah Pertanian
A.
Pengertian
limbah Pertanian
Limbah pertanian adalah bagian tanaman pertanian diatas
tanah atau bagian pucuk, batang yang tersisa setelah dipanen atau diambil hasil
utamanya. Berdasarkan artinya pengertian limbah pertanian dapat diartikan sebagai
bahan yang dibuang di sector pertanian.
B.
Klasifikasi Limbah Pertanian
Limbah
pertanian pra panen adalahmateri-materi biologi yang terkumpul
sebelum atau sementara hasil utamanya diambil, contohnya antara lain :
Nama
|
|
Klasifikasi Limbah
|
|
|
|
Senyawa
|
Wujud
|
Asal
|
Toksisitas
|
Daun
|
Organik
|
Padat
|
Pertanian
|
Non B3
|
Ranting
|
Organik
|
Padat
|
Pertanian
|
Non B3
|
Buah yang gugur sengaja atau tidak
|
Organik
|
Padat
|
Pertanian
|
Non B3
|
Limbah
pertanian panen adalah limbah yang muncul pada saat panen dilakukan, contohnya
antara lain :
Nama
|
|
Klasifikasi Limbah
|
|
|
|
Senyawa
|
Wujud
|
Asal
|
Toksisitas
|
Batang Padi
|
Organik
|
Padat
|
Pertanian
|
Non B3
|
Jerami
|
Organik
|
Padat
|
Pertanian
|
Non B3
|
Sekam Padi
|
Organik
|
Padat
|
Pertanian
|
Non B3
|
Limbah
pertanian pasca panen, contohnya :
Nama
|
|
Klasifikasi Limbah
|
|
|
|
Senyawa
|
Wujud
|
Asal
|
Toksisitas
|
Kulit ternak potong
|
Organik
|
Padat
|
Pertanian
|
Non B3
|
Jeroan ternak potong
|
Organik
|
Padat
|
Pertanian
|
Non B3
|
Limbah
industri pertanian contoh molases pada pabrik gula tebu. Pengaruh
limbah
industri
pertanian terhadap lingkungan dapat berupa :
·
Membahayakan Kesehatan masyarakat
karena dapat merupakan pembawa suatu penyakit.
·
Dapat merusak atau membunuh
kehidupan yang ada dalam air seperti ikan dan binatang
peliharaan lainnya.
·
Dapat merusak keindahan,
karena bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap dipandang.
C.
Jenis dan wujud
limbah pertanian
a)
Limbah Padat
Bahan-bahan buangan baik dari limbah pra
panen, limbah panen, limbah pasca panen dan limbah industri pertanian yang
wujudnya padat dikelompokkan pada limbah padat. Limbah-limbah tersebut di
atas kalau dibiarkan menumpuk saja tanpa penanganan tertentu akan
menyebabkan/menimbulkan keadaan tidak higienis. Limbah padat dapat diolah
menjadi pupuk dan makanan ternak.
b)
Limbah cair
Limbah
cair industri pertanian sangat banyak karena air digunakan untuk :
· Membersihkan
bahan pangan dan peralatan pengolahan.
· Menghanyutkan
bahan-bahan yang tidak dikehendaki (kotoran).
Limbah cair yang berasal dari industri
pertanian banyak mengandung bahan-bahan organik (karbohidrat, lemak dan
protein) karena itu mudah sekali busuk dengan menimbulkan masalah polusi udara
(bau) dan polusi air.
c)
Limbah gas
Limbah gas adalah limbah berupa gas yang
dikeluarkan pada saat pengolahan hasil-hasil pertanian, misalnya gas yang
timbul berupa uap air pada proses pengurangan kadar air selama proses pelayuan
teh dan proses pengeringannya. Limbah gas ini supaya tidak menimbulkan bahaya
harus disalurkan lewat cerobong.
Dalam
kegiatan pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat kimia pemberantas hama
(pestisida), dan pemberantas tumbuhan pengganggu (herbisida) dapat mencemari
tanah, dan air.
·
Herbisida merupakan pestisida yang 40% produknya
sudah digunakan di dunia. Para petani menggunakan herbisida untuk mengontrol
atau mematikan sehingga tanaman pertanian dapat tumbuh dengan baik.
·
Fungisida merupakan pestisida yang digunakan
untuk mengontrol atau memberantas cendawan (fungi) yang dianggap sebagai wabah
atau penyakit. Penyemprotan fungisida dapat melindungi tanaman pertanian dari
serangan cendawan parasit dan mencegah biji (benih) menjadi busuk di dalam
tanah sebelum berkecambah. Akan tetapi, sejak metal merkuri sangat beracun
terhadap manusia, biji-bijian yang telah mendapat perlakuan fungisida yang
mengandung metal merkuri tidak pernah dimanfaatkan untuk bahan makanan.
Fungisida dapat memberi dampak buruk terhadap lingkungan.
·
Insektisida merupakan bahan kimia yang digunakan
untuk membunuh serangga hama. Jenis pestisida ini sudah digunakan manusia sejak
lama.
D.
Penyebab Terjadinya Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat berasal dari limbah hewan, pupuk, maupun
pestisida. Pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air.
Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air
seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali
dapat menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika
terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang
bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai
sifat relatif tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung
konsentrasinya meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk, ini dinamakan Biological
Amplification sehingga apabila masuk dalam rantai makanan
konsentrasinya makin tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak.
E. Dampak Limbah Pertanian
1. Dampak terhadap lingkungan
Gangguan
terhadap Kehidupan Biotik
Dengan
banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Selain
kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena
kurangnya oksigen di dalam air dapat juga disebabkan karena adanya
zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut. Panasnya air limbah ini
dapat mematikan semua organisme apabila tidak dilakukan
pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air limbah.
Gangguan
terhadap Keindahan
Dengan
semakin banyaknya zat organik yang dibuang oleh perusahaan ampas
yang berasal dari pabrik ini perlu dilakukan pengendapan
terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi
memerlukan waktu yang sangat lama akibat selanjutnya adalah
timbulnya bau hasil
pengurangan
dari zat organik yang sangat menusuk hidung.
Gangguan
terhadap Kesehatan
Limbah cair sangat berbahaya terhadap
kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan
melalui air limbah. Limbah cair ini ada yang hanya berfungsi sebagai media
pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa,
serta skhistosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam limbah cair
itu sendiri banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti : Virus (penyebab penyakit polio
myelitis dan hepatitis),
Vibrio Kolera (penyebab kolera), Shigella Spp .(penyebab disentri
bacsillair),
dll
F. Cara Penanganan Limbah Pertanian
Limbah
merupakan bagian dari produk hasil pertanian yang pengelelolaannya perlu
mendapat perhatian, karena dapat menjadi sumber bencana bagi manusia. Jika
tidak dikelola dengan baik maka limbah pertanian sering menjadi tempat
bersarang/berkembangbiak hama dan penyakit, terjadinya pencemaran (polusi)
udara berupa gas Metan (CH4), CO2 dan N2O.
Tanaman penyumbang terbesar biomassa antara lain : Tebu (40 ton, 92% limbah ),
Padi (10 ton, 80% limbah), Jagung (15 ton= 70% limbah), kakao (92% = 6 ton
limbah kulit buah/ha), Kelapa sawit (96,5%) dan sayur-sayuran
(60%). Limbah jika dikelola dengan tepat, akan menjadi sumber
pendapatan baru bagi petani, limbah dapat dibuat berbagai macam produk seperti
·
Biofull
adalah jenis bahan bakar terbaru biasanya ditemukan dalam bentuk cair yang
telah disuling dan diproduksi dari berbagai bentuk biji-bijian dan lemak
nabati, biasanya jagung yang digunakan.
·
Biogas
adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobic atau fermentasi dari
bahan-bahan organic seperti kotoran manusia dan hewan atau sisa-sisa limbah
pertanian
·
Briket
adalah sumber energy alternative pengganti minyak tanah dan LPG dari
bahan-bahan bekas atau bahan yang sudah tidak terpakai lagi.
·
Asap cair
adalah campuran larutan dari disperse asapkayu dalam air yang dibuat dengan
mengkondensasi asap cair hasil pirolisis
·
Media tumbuh
·
Pupuk organic,
Kompos kaya akan keanekaragaman mikroorganisme dengan komposisi bakteri 106-1010
cfu, aktinomycetes 104-108 dan cendawan 104-106
cfu/gram. Kompos berfungsi sebagai soil conditioner yang dapat memperbaiki
struktur, sifat kimia, fisik dan biologi tanah dan sebagai soil ameliorator
yang dapat meningkatkan kemampuan pertukaran kation baik dladang maupun
ditanah sawah.
·
Biopestisida
adalah agen biologi atau produk-produk alam yang digunakan untuk
mengkontrol hama pada tanaman.
·
Bioremediasi
adalah proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam
kondisi terkendali.
Sangat disayangkan dewasa ini masih
sangat minim pemanfaatan limbah pertanian, hal ini terbukti dari sebuah
penelitian hanya sekitar 30% peternak di Indonesia yang memanfaatkan limbah
pertanian sebagai pakan dan juga pupuk.
Limbah pertanian juga memiliki
kandungan nutrisi yang tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Dibawah ini adalah data nutrisi dari beberapa limbah pertanian.
Jenis limbah
|
BK (%)
|
PK (%)
|
LK (%)
|
SK (%)
|
TDN (%)
|
Jerami Padi
|
31.867
|
5.211
|
1.166
|
26.779
|
51.496
|
Jerami Kacang Kedelai
|
30.389
|
14.097
|
3.542
|
20.966
|
61.962
|
Jerami Kacang Tanah
|
29.084
|
11.314
|
3.319
|
16.616
|
64.504
|
Jerami
Kacang Hijau
|
21.934
|
15.319
|
3.593
|
26.899
|
55.522
|
Jerami Kacang Panjang
|
28.395
|
6.941
|
3.334
|
33.491
|
55.280
|
Jerami
Kacang Komak
|
16.200
|
24.079
|
3.846
|
21.025
|
68.290
|
Jerami Kacang Tunggak
|
15.516
|
15.058
|
3.925
|
38.080
|
48.313
|
Jerami
Kulit Kedelai
|
61.993
|
7.998
|
5.071
|
38.672
|
56.129
|
Jerami Jagung Segar
|
21.585
|
9.660
|
2.209
|
26.300
|
60.237
|
Kulit
Kedelai
|
90.369
|
18.962
|
1.249
|
22.833
|
62.717
|
Kulit Kopi
|
91.771
|
11.177
|
2.496
|
21.736
|
57.201
|
Kulit
Coklat
|
89.369
|
14.993
|
6.257
|
23.244
|
55.521
|
Kulit Kacang Tanah
|
87.367
|
5.769
|
2.511
|
73.369
|
31.700
|
Kulit
Biji Kapok
|
89.536
|
13.130
|
2.036
|
34.120
|
52.315
|
Klobot Jagung
|
42.561
|
3.400
|
2.548
|
23.318
|
66.406
|
Pucuk
Tebu
|
21.424
|
5.568
|
2.417
|
29.039
|
55.294
|
Tongkol Jagung
|
76.608
|
5.616
|
1.576
|
25.547
|
53.075
|
*BK : Bahan Kering; PK : Protein Kasar; LK : Lemak
Kasar; SK : Serat Kasar; TDN : Total Digestibel Nutrient
Sumber : Analisa Proksimat
Laboratorium Pakan Lolit Sapi Potong, Grati, Pasuruan
Limbah Peternakan
A.
Pengertian Limbah Peternakan
Limbah ternak adalah sisa
buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak,
rumah potong hewan, pengolahan produk ternak, dan sebagainya. Limbah tersebut
meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan,
embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dan
lain-lain (Sihombing, 2000). Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah
yang dihasilkan semakin meningkat.
Menurut
Pariera (2009), limbah peternakan adalah semua buangan yang meliputi
semua kotoran yang dihasilkan dari usaha peternakan yang bersifat padat,
cair, gas dan sisa pakan.
Total limbah yang dihasilkan
peternakan tergantung dari species ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai
kandang. Kotoran sapi yang terdiri dari feces dan urine merupakan limbah ternak
yang terbanyak dihasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan oleh ternak
ruminansia seperti sapi, kerbau kambing, dan domba.
B. Jenis
Limbah Usaha Peternakan
Menurut
Soehadji (1992), limbah peternakan meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari
suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat dan cairan, gas,
maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan
atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari
pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau
dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian alat-alat).
Sedangkan limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam fase gas.
Limbah
peternakan merupakan salah faktor yang harus diperhatikan pada usaha peternakan, selain
faktor bibit
ternak,
pakan,
kandang,
penyakit ternak
dan panen. Dikatakan demikian karena tidak jarang suatu peternakan diminta
untuk menutup usahanya oleh warga masyarakat sekitar karena limbahnya dituding
telah mencemari lingkungan.
Nama
|
|
Klasifikasi Limbah
|
|
|
|
Senyawa
|
Wujud
|
Asal
|
Toksisitas
|
Feses
|
Organik
|
Padat
|
Peternakan
|
Non B3
|
Urin
|
Organik
|
Padat
|
Peternakan
|
Non B3
|
Sisa makanan
|
Organik
|
Padat
|
Peternakan
|
Non B3
|
Lemak
|
Organik
|
Padat
|
Peternakan
|
Non B3
|
Darah
|
Organik
|
Padat
|
Peternakan
|
Non B3
|
Kuku
|
Organik
|
Padat
|
Peternakan
|
Non B3
|
Bulu
|
Organik
|
Padat
|
Peternakan
|
Non B3
|
Tanduk
|
Organik
|
Padat
|
Peternakan
|
Non B3
|
Tulang
|
Organik
|
Padat
|
Peternakan
|
Non B3
|
Isi rumen
|
Organik
|
Padat
|
Peternakan
|
Non B3
|
Embrio
|
Organik
|
Padat
|
Peternakan
|
Non B3
|
Kulit telur
|
Organik
|
Padat
|
Peternakan
|
Non B3
|
C.
Dampak Limbah Peternakan
Limbah ternak masih mengandung
nutrisi atau zat padat yang potensial untuk mendorong kehidupan jasad renik
yang dapat menimbulkan pencemaran. Selain melalui air, limbah peternakan sering
mencemari lingkungan secara biologis yaitu sebagai media untuk berkembang
biaknya lalat. Kandungan air manure antara 27-86 % merupakan media yang paling
baik untuk pertumbuhan dan perkembangan larva lalat, sementara kandungan air
manure 65-85 % merupakan media yang optimal untuk bertelur lalat.
Kehadiran
limbah ternak dalam keadaan keringpun dapat menimbulkan pencemaran yaitu dengan
menimbulkan debu. Pencemaran udara di lingkungan penggemukan sapi yang paling
hebat ialah sekitar pukul 18.00, kandungan debu pada saat tersebut lebih dari
6000 mg/m3, jadi sudah melewati ambang batas yang dapat ditolelir
untuk kesegaran udara di lingkungan (3000 mg/m3)
Ancaman
Bagi Kesehatan
·
Penduduk
yang tinggal di dekat Peternakan besar menghirup berbagai jenis gas yang
terbentuk akibat dekomposisi manure. Bau yang menusuk disertai dengan senyawa
yang membahayakan, misalnya gas dr lagoon (H2S) membehayakan meskipun dalam
konsentrasi rendah. Effeknya irreversible- mulai dari gangguan tenggorokan,
koma bahkan mematikan.
·
Ammonia,
bentuk nitrogen beracun yang dilepaskan ke udara ketikan dilakukan waste
disposal, dapat tersebar sampai 300 miles sebelum turun ke atas permukaan
tanah/ air yang mengakibatkan algal bloom dan membunuh ikan.
·
Effek
lain yang timbul akibat gas adalah sakit kepala, sesak nafas, batuk dan diare.
·
Limbah
ternak juga mengkontaminasi suplai air minum, hal ini disebabkankarena air
minum mengandung nitrat dari lagoon atau lahan/kebun yang dipupuk limbah ternak.
Air minum yang terkontaminasi nitrat meningkatkan risiko sindroma blue baby,
yang dapat menimbulkan kematian pada balita. Konsentrasi nitrat yang tinggi
yang berasal dari daerah dekat peternakan babi tercatat menimbulkan aborsi.
·
Penggunaan antibiotik di peternakan juga
berpotensi menimbulkan bahaya. Peternakan besar sering memberikan antibiotik
untuk mempercepat pertumbuhan atau menekan angka sakit akibat kondisi kandang
yang padat. Antibiotik tersebut memasuki lingkungan dan rantai makanan, yang
berkontribusi terhadap peningkatan resistensi bakteri terhadap antibiotika yang
selanjutnya menyulitkan penanganan penyakit pada manusia.
Ancaman Bagi Lingkungan
·
Lingkungan juga dapat menderita akibat
industri- peternakan besar. Kadang-kadang kerusakan bersifat mendadak dan
katastropik, misal lagoon jebol mengakibatkan banyak ikan mati, atau bila
manure terlalu banyak di aplikasikan secara berulang-ulang menimbulkan run-off
dan mencemari perairan
·
Bisa juga menimbulkan gangguan yang
sangat merugikan. Misal air yang tercemar P dan N (konsentrasi dibawah nilai
ambang) yang mengakibatkan eutrofikasi (penyuburan) yang selanjutnya
mengakibatkan penurunan konsentrasi oksigen dalam air, membunuh binatang air.
Salah satu MO yang menghasilkan racun adalah, Pfiesteria piscicida,
mengakibatkan kematian satu milyar ikan dai pantai North Carolina, USA an
menyebabkan iritasi kulit, dan kehilangan ingatan jangka pendek.
·
Manure juga mengandung garam dan logam
berat, yang bisa mencemari air dan terakumulasi dalam sedimen, yang kemudian
masuk ke rantai makanan. Penggunaan air yang berlebihan (mencuci, pendinginan,
dan air minum) dapat mengeksplotasi air tanah.
D.
Teknik
Penanganan Limbah Peternakan
1. Teknik pengumpulan (collections)
Ada 3 cara mendasar pengumpulan limbah :
a)
Scraping,
yaitu membersihkan dan mengumpulkan limbah dengan cara menyapu atau
mendorong/menarik (dengan sekop atau alat lain) limbah. Diduga merupakan cara pengumpulan limbah yang
paling tua dilakukan oleh para peternak. Scraping dapat dilakukan dengan
cara manual ataupun mekanik.
·
Cara manual,
biasa dipakai pada kandang panggung (stanchions), yaitu untuk
membersihkan limbah yang melekat di jeruji lantai kandang atau di tempat-tempat
fasilitas kandang yang lain. Cara ini digunakan terutama untuk pekerjaan yang
membutuhkan tenaga kerja banyak dan sebagai penyempurnaan sistem pengelolaan
limbah peternakan.
·
Sistem mekanik memiliki cara kerja yang
sama dengan sistem manual, hanya saja pada sistem ini menggunakan kekuatan
traktor atau unit kekuatan yang tetap.
b)
Free-fall,
yaitu pengumpulan limbah dengan cara membiarkan limbah tersebut jatuh bebas
melewati penyaring atau penyekat lantai ke dalam lubang pengumpul di bawah
lantai kandang. Pengumpulan limbah peternakan dengan system free-fall dilakukan dengan membiarkan limbah
melewati penyaring atau penyekat lantai dan masuk ke dalam lubang penampung.
c)
Flushing,
yaitu
pengumpulan limbah menggunakan air untuk
mengangkut limbah tersebut dalam bentuk cair.
2. Pengangkutan (transport)
Cara pengangkutan
limbah dari tempat pengumpulan bergantung pada karakteristik aliran limbah.
Karakteristik aliran limbah bergantung pada umur dan jenis ternak dan juga pada
sistem pengumpulan limbah yang digunakan.
3. Pemisahan (separation)
4. Penyimpanan (storage) atau Pembuangan (disposal).
E.
Cara
Penanganan Limbah Peternakan
Limbah ternak masih mengandung
nutrisi atau zat padat yang potensial untuk dimanfaatkan. Limbah ternak kaya
akan nutrient (zat makanan) seperti protein, lemak, bahan ekstrak tanpa
nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat yang lain (unidentified
subtances). Limbah ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ternak,
pupuk organik, energi dan media pelbagai tujuan (Sihombing, 2002).
1.
Pemanfaatan Untuk Pakan dan Media Cacing Tanah
Penggunaan feses sapi untuk media
hidupnya cacing tanah, telah diteliti menghasilkan biomassa tertinggi
dibandingkan campuran feces yang ditambah bahan organik lain, seperti feses 50%
+ jerami padi 50%, feses 50% + limbah organik pasar 50%, maupun feses 50% + isi
rumen 50% (Farida, 2000).
2.
Pemanfaatan Sebagai Pupuk Organik
Pemanfaatan limbah usaha peternakan
terutama kotoran ternak sebagai pupuk organik dapat dilakukan melalui
pemanfaatan kotoran tersebut sebagai pupuk organik. Penggunaan pupuk kandang (manure)
selain dapat meningkatkan unsur hara pada tanah juga dapat meningkatkan
aktivitas mikrobiologi tanah dan memperbaiki struktur tanah tersebut. Kandungan
Nitrogen, Posphat, dan Kalium sebagai unsur makro yang diperlukan tanaman,
tersaji dalam tabel berikut.
Kadar N, P dan K dalam Pupuk Kandang
dari Beberapa Jenis Ternak
Jenis
Pupuk Kandang
|
Kandungan
(%)
|
||
N
|
P2O5
|
K2O
|
|
Kotoran
Sapi
Kotoran
Kuda
Kotoran
Kambing
Kotoran
Ayam
Kotoran
Itik
|
0.6
0.4
0.5
1.6
1.0
|
0.3
0.3
0.3
0.5
1.4
|
0.1
0.3
0.2
0.2
0.6
|
Sumber : Nurhasanah, Widodo, Asari, dan Rahmarestia, 2006
Kotoran ternak dapat juga dicampur dengan bahan organik lain
untuk mempercepat proses pengomposan serta untuk meningkatkan kualitas kompos
tersebut .
3.
Pemanfaatan
Untuk Gasbio
Gasbio adalah campuran beberapa gas,
tergolong bahan bakar gas yang merupakan hasil fermentasi dari bahan organik
dalam kondisi anaerob, dan gas yang dominan adalah gas metan (CH4)
dan gas karbondioksida (CO2) (Simamora, 1989). Gasbio memiliki nilai
kalor yang cukup tinggi, yaitu kisaran 4800-6700 kkal/m3, untuk gas
metan murni (100 %) mempunyai nilai kalor 8900 kkal/m3. Produksi
gasbio sebanyak 1275-4318 I dapat digunakan untuk memasak, penerangan,
menyeterika dan mejalankan lemari es untuk keluarga yang berjumlah lima orang
per hari. Di perdesaan, gasbio dapat digunakan untuk keperluan penerangan dan
memasak sehingga dapat mengurangi ketergantungan kepada minyak tanah ataupun
listrik dan kayu bakar. Bahkan jika dimodifikasi dengan peralatan yang memadai,
biogas juga dapat untuk menggerakkan mesin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Limbah pertanian dan
peternakan sangat berpeluang besar untuk mencemari lingkungan, apabila hal itu
dibiarkan begitu saja tanpa ada penanganan yang lebih lanjut. Ditambah lagi
dampak yang akan ditimbulkan begitu besar hubungannya dengan semua aspek
lingkungan. Tapi jika dilihat dari limbah tersebut masih banyak yang bisa
dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya limbah pertanian masih bisa digunkan untuk
pakan ternak, sedangkan limbah peternakan
jika memperhatikan komposisinya, kotoran ternak masih dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pakan, media pertumbuhan cacing, pupuk organik, gas bio, dan
briket energi. Pemanfaatan limbah ternak akan mengurangi tingkat pencemaran
lingkungan baik pencemaran air, tanah, maupun udara.
B. Saran
Sejalan dengan kesimpulan diatas, kami berharap dengan adanya limbah
pertanian dan peternakan yang sekarang masih kurang penanganannya bisa
digunakan atau dibuat sesuatu atau produk yang bermanfaat sehingga pencemaran
lingkungan dapat diatasi, serta pemanfaatan tersebut bisa bernilai ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar